Senin, 22 Juni 2009

berserah diri

Tawakkal yang Hakiki adalah Seluruh Organ Tubuh Bergerak dengan diiringi oleh Hati kita Bersifat Berdoa
Sifat/ Ciri Orang Bertawakal:
Ia Percaya pada Allah dan apabila diberi musibah dia bersabar
Tidak menyesali segala sesuatu yang Lalu maupun yang lampau
Yakin Bahwa yang akan datang Lebih BAik Sbagai Krunia dari Allah
Ikatan HArapan dari Allah Tetap Kuat dan Tidak Beralih pada Penyembahan Apapun

Jiwa-jiwa perindu

Jiwa-Jiwa perindu
Sejarah akan senantiasa mengenang dan dengan bangga menggoreskan tintaemasnya tentang jiwa-jiwa perindu. Merekalah pribadi-pribadi al Khalidun (abadi) yang menerangi setiap masa kegelapan, membimbingnyamenuju cahaya. Menuntun jiwa-jiwa lemah ke alam keabadian.Mereka adalah burung elang yang terbang dengan kepakan sayap raksasa.Sayap kanannya adalah kerinduan yang bertalu-talu terhadap jannatul firdaus. Sayap kirinya adalah ketakutan terhadap neraka dan azab Allahyang setiap saat menghantui derap langkahnya.Disaat yang sama, mereka adalah burung elang yang terbang dengankepakan sayap raksasa. Sayap kanannya adalah perindu ayat-ayat suciyang menggetarkan kalbu. Sayap kirinya adalah perindu ilmu, menyatakankerdil di hadapan sang penguasa dan pemilik ilmu.Mereka terbang ke langit angkasa, langit yang meninggalkan jejak-jejakkemalasan, kesenangan, istirahat, dan kehinaan. Tak kenal lagi merekadengan lelah, karena jiwanya telah haus akan balasan dan pengampunan.Tak kenal lagi mereka dengan peluh, karena raganya telah dibalutdengan kain-kain sutera tersulam dengan jarum emas permata. Tak kenallagi mereka dengan canda, karena hidupnya telah menyapu habis semuakecenderungan pada kelemahan, kemalasan, kesenangan, istirahat, dantidur panjang.Al ummatal Mujahidun laa ta'rifu ar Rohah, ummat yangbersungguh-sungguh tak pernah mengenal istirahat. Demikianlah syaikhhasan al Banna.Kepakan sayapnya adalah cerminan kekhusyu'an, paduan antarakeseriusan, kerja keras, kesungguhan dan konsentrasi yang mendalam.Cengkram kakinya adalah kegeraman terhadap semua tirani pengkungkungnegeri, yang siap setiap saat, secepat kilat, menyambar dan merobeknyaditengah awan bersambar halilintar. Kilatan matanya tajam bak pedang,awas terhadap setiap kezaliman. Kepalanya tegak menunggu lagi karyadan prestasi gemilang, pengukir peradaban. Waktunya adalah detik-detikangkasa. Merekalah jiwa-jiwa perindu yang telah jauh meninggalkanmereka yang lemah dan putus asa.Merekalah idealnya para pemuda.Merekalah yang nantinya mewarisi negeri mulia para syuhada.Merekalah jiwa-jiwa perinduPerindu cinta, perindu kematian, perindu syurga, perindu kesyahidan.Abu Hanifah

Jumat, 31 Oktober 2008

mencari kedamaian di hati

mencari kedamaian di hati
tak seperti mencari kecoak yang melata di selasar kamar mandi
memahami arti kehidupan hati
tak semudah tertawa terbahak lalu tersengat radang hingga mati

mengunjungi hati yang bersih
tak cukup hanya berkata ..ah.. lalu bersiul selesai
memaknai hati yang sumringah
tak terbatas hanya berpangku tangan lalu berleha-leha tanpa arti

berbuatlah lebih baik dari pada hanya sekedar apa adanya
apa adanya tidak akan ada tanpa adanya di ada-adakannya
siapa yang berbuat untuk mengadakannya bukan hanya apa adanya
tetapi adanya untuk apa???

Rabu, 17 September 2008

risalah kepada para pemuda

Risalah Kepada Pemuda

Rubrik: Materi Kaderisasi Tgl: 18/9/2002

Ketahuilah wahai para pemuda da wah, bahwa

Dalam sejarah kebangkitan bangsa-bangsa, pemuda selalu memiliki peran yang besar dan strategis, karena untuk menuju kebangkitan bangsa dibutuhkan energi yang kuat berupa keyakinan yang kuat, ketulusan, semangat yang jujur, kesungguhan dalam kerja dan pengorbanan. Dalam hal ini pemudalah yang berpotensi untuk itu, karena pemuda adalah simbol hati yang masih jernih sehingga memiliki keyakinan dan iman yang kuat, kejujuran yang memungkinkan untuk memiliki ketulusan dan keikhlasan dalam beramal, serta semangat yang menggebu yang memungkinkan untuk beramal dengan sungguh-sungguh dan penuh dengan pengorbanan.

Namun demikian potensi tersebut sifatnya netral, jika pemuda tidak mendapatkan pembinaan yang baik maka potensi tersebut akan menjadi energi negatif yang merusak diri dan orang lain. Dengan demikian jelaslah bagi kita bahwa dalam rangka menyongsong kebangkitan umat, segala program yang mencerminkan perhatian kepada pemuda adalah keniscayaan yang tidak bisa kita abaikan. Dalam keadaan apapun pemuda selalu menjadi tumpuan harapan umat demi masa depan yang lebih baik. Namun demikian keadaan menjadi sangat berbeda antara pemuda yang tumbuh pada saat umat sedang jaya, aman damai dan sentosa dengan pemuda yang tumbuh pada saat umat sedang mengalami kebangkrutan dan baru mulai menyadari akan perlunya bangkit kembali merebut kemerdekaannya yang hilang, kekayaannya yang diserobot, hak yang terampas dan bahkan jati dirinya yang tertimbun oleh nilai-nilai kejahiliyahan. Pemuda jenis pertama tentunya akan cukup memfokuskan pada agenda dirinya daripada agenda umat dan orang lain. Karena dengan begitu dia sudah cukup baik perannya untuk meraih masa depan yang lebih baik.

Berbeda dengan pemuda yang tumbuh pada saat umat sedang bangkrut dan baru mulai menyadari akan perlunya bangkit kembali. Dalam keadaan seperti ini pemuda dituntut untuk lebih memperhatikan nasib orang lain dan agenda umat dari pada nasib dan agenda diri sendiri. Para pemuda dituntut untuk berfikir panjang, menentukan sikap dan strategi, serta kerja keras yang berkesinambungan.

Saat ini keadaan umat bagaikan orang yang sakit parah dan membutuhkan pengobatan serta perawatan yang benar untuk menuju kesembuhannya. Atas takdir Allah dan Alhamdulillah kita tumbuh pada saat umat sedang berjuang keras menuju kebangkitannya. Ternyata kitalah -- para pemuda-yang harus menjadi dokter dan perawatnya. Alangkah beratnya tugas ini, alangkah mulianya tugas ini dan alangkah besarnya pahalanya di sisi Allah !. Para pemuda mestinya bangga bahwa dirinya telah bergabung dengan da wah ini, karena berarti Allah telah memuliakannya di antara sekalian makhluknya untuk menjadipemimpin dunia. Dalam keadaan seperti ini yang dibutuhkan adalah diagnosa yang tepat terhadap pasien sampai kita bisa mengidentifikasi penyakit dengan benar. Bila ternyata penyakit itu cukup kompleks maka kita harus tahu skala prioritas dan inti penyakitnya, kemudian menentukan obat dan dosisnya, proses pengobatan yang benar dan perawatan yang teliti demi mengembalikan kesehatannya dengan baik.

Dari sekian kondisi umat yang sedang bangkit yang paling memprihatinkan adalah bahwa umat Islam bangkit dalam keadaan tubuh yang tercabik-cabik oleh banyaknya aliran da wah yang saling berbeda, hiruk pikuknya seruan yang saling bertabrakan, bermunculannya manhaj yang banyak dan membingungkan, bertabrakannya pendekatan da wah sesama kelompok Islam ditambah dengan individuindividu yang ambisius dengan agenda pribadi dan karirnya yang menumpang sukses di tengah-tengah kegiatan da wah. Semua itu tidak lain hanya akan mencabik-cabik potensi umat sehingga menjadi tak berdaya. Semua ini mutlak membutuhkan studi analisa yang serius untuk kemudian dicarikan formula yang pas untuk menyelamatkan umat ini. Sebelum segala macam pendekatan diusulkan untuk menyelamatkan umat ini, ada satu hal yang tidak bisa ditawar lagi, bahwa yang pernah membuat umat ini berjaya adalah karena mereka memiliki Islam yangutuh, bersih dan sempurna. Dan bahwa kemudian tangan-tangan jahat musuh-musuh Islam merusaknyadengan menambah, mengurangi dan menyimpangkan pemahamannya, sehingga lahirlah Islam yang cacat dan tidak utuh lagi. Inilah yang telah mencabik-cabik umat Islam.Untuk itu, satu hal yang tidak bisa ditawar lagi bahwa solusi pertama dan paling utama adalahmengembalikan umat ini kepada pemahaman yang orisinal, benar, utuh, menyeluruh, jelas, dengankemasan yang modern agar umat ini kembali berjaya di abad ini. Islam yang bersumber kepada Qur an dan Sunnah serta sirah Nabi yang penuh sejarah aplikasinya, serta sesuai dengan pemahaman salafusshalih, dan sesuai dengan format ijtihad yang benar dalam menterjemahkan Islam ke dalam konteks terkini.

Dalam rangka menyelamatkan umat ini tentunya kita tidak berhenti pada kerja tajdid dan penyebaran fikrah saja, namun harus dibarengi dengan upaya menjadikan fikrah ini menjadi nyata terpraktekkan dalam kehidupan umat sehari-hari. Untuk itu kita harus melakukan perubahan setahap demi setahap mengantarkan umat ini dengan tarbiyatul ummah sampai tingkat kesempurnaanya. Dan untuk itu kita percaya ada tahapan yang tidak bisa kita langgar yaitu:

Kita harus memulai dengan merubah diri sendiri menjadi pribadi da iyah yang baik.

1. Langkah pertama: adanya pribadi yang shaleh secara utuh.

2. Langkah kedua: keluarga muslim dalam seluruh aspeknya.

3. Langkah ketiga: bangsa yang muslim dengan segala ciri khasnya.

4. Langkah keempat: pemerintahan muslim dengan segala keunikannya.

5. Langkah kelima: bergabungnya seluruh tanah air Islam yang sudah dicabik-cabik penjajah ke dalam satu kesatuan pemerintahan Islam.

6. Langkah keenam: berkibarnya bendera Islam di tatanan dunia internasional.

7. Langkah ketujuh: penegasan sekali lagi bahwa Islam menawarkan da wahnya ke seluruh manusia

8. sebagai pengendali peradaban dunia (ustadziatul alam).

Sementara itu kita menyadari bahwa untuk menuju sukses tersebut kita tidak punya pilihan lain kecualijalan panjang dan melelahkan ini. Dan kita juga menyadari bahwa di setiap tahapan ada programnya,sarananya, tantangan dan hambatan yang berbeda serta kebutuhan setiap marhalahnya yang senantiasaberbeda pula. Jawaban dari kesemuanya tadi adalah kerja keras yang tak mengenal putus asa, kerja yang didasari dengan pemahaman dan keikhlasan serta dengan komitmen dan resistensi yang tinggi, ukhuwah dan amal jama’i yang didasari saling mempercayai sesama a’dho dan kesetiaan pada jama’ah.

http://pk5.org/modules/news/print.php?storyid=1277 5/24

Jumat, 22 Agustus 2008

kisah pilu dari berita hidayatullah.com

Sudah empat bulan terakhir ini, tumor itu membesar hingga menutupi sebagian wajahnya. Dan akhirnya, istri buruh kasar di Parung, Bogor ini telah tiada

Hidayatullah.com--"Uhh, sakit sekali pak, sakit." jerit Khadijah (27) kala sang suami menyapu nanah dan darah yang terus keluar dari mata Khadijah. Terlihat benjolan sebesar dua kepalan tangan dewasa pada mata kirinya. "Sudah empat bulan terakhir ini, tumor itu membesar hingga menutupi sebagian wajahnya."jelas Syukur (32) dengan tabah.

Di rumah reyot beralas tanah, berdinding anyaman bambu Khadijah tergolek tak berdaya menahan derita. Di atas kasur lusuh beralas tikarlah khadijah melewati hari demi hari. Pahit getir dan jeritan seakan menjadi makanan keseharian. Pekerjaan buruh kasar yang dilakoni sang suami hanya cukup untuk makan sehari. "Jujur pak, kadang saja kita harus berpuasa karena tidak ada makanan yang dapat dimakan." jelas sang suami kepada tim Buletin Zakat.

Suka dan duka harus dijalani. Bapak dua anak itu terus berupaya, sekeras ia bekerja untuk menyembuhkan permaisuri tercinta. Berobat di Puskesmas sekitar rumahnya pun menolak kehadirannya karena keterbatasan medis yang ada. Pengobatan tradisional silih berganti pun tak kunjung memberikan secercah harapan. Harapannya tinggal satu yakni membawa istrinya ke rumah sakit. Namun harapannya pun pupus dan sirna. Birokrasi administrasi tidak dapat ditembus. Ketidakmampuan biaya pengobatan menjadi hambatan. Keinginan untuk berobat ke rumah sakit hanyalah tinggal impian. Akhirnya ia pun menjadi 'perawat' pribadi gratis yang setia.

"Saya kasihan melihat penderitaan istri saya. Tumor ganas itu membuatnya tidak dapat mendengar dan berbicara." tambah Syukur bersedih.

Sang suami yang hanya bekerja sebagai buruh bangunan kasar, tidak mendapatkan penghasilan tetap perbulan karena penghasilannya berdasarkan panggilan dari tukang yang diminta membangunkan rumah tempat tinggal di daerahnya. Penghasilan perbulannya hanya kurang lebih duaratus ribu rupiah saja, sementara ia harus juga mengeluarkan biaya kebutuhan sehari-hari untuk keluarganya.

Syukurnya, perjuangan sang Suami yang berbekal informasi dari Ibu Uun, salah seorang relawan BMH yang bermukim di Komplek Inkopad Parung Panjang bersambut positif. BMH menyambut permohonan itu dengan memberi bantuan. Perjuangan keras pun berbuah manis. Akhinrya Khadijah dibawa ke Rumah Sakit Cipto untuk melakukan operasi.

Manusia boleh berencana tetapi Tuhanlah yang menentukan. Jum'at, 27 April pukul 10.10 Khadijah dipanggil Maha Kuasa sebelum dilakukan operasi yang direncanakan pukul 14.00. Sedih dan pilu menyelimuti kalbu. Isak dan tangis keluarga dan BMH tidak terbendung. Terlalu sangat banyak ”khadijah-khadijah” yang kini sedang memerlukan bantuan.

Semoga kita menjadi orang yang bersyukur. Amin

Rabu, 20 Agustus 2008

pengokohan dakwah

Aktivitas Dakwah (al ‘amaliyatud da’wah) (Q.S.94:7)
Amal dakwah thulabi mengembalikan Bangunan yang hilang
Mengapa pelajar/ mahasiswa mengemban amanah ini ?
Karena :
Kekuatan Pemuda (Quwwatu as-Syabaab) adalah kemampuan, tekad, keberanian, dan kesabaran menghadapi tantangan. Pemuda adalah unsur kokoh yang mampu belajar keras, menguasai dan menghasilkan pemikiran serta pembaruan, Keimanan pemuda selalu memunculkan energi tersembunyi yg besar dalam bentuk gerakkan membina ummat, Pemuda adalah pelopor dan saran perubahan.
Memberi tanpa Berpihak/ objektif (‘athoo billa tahazzub)
Kelompok yg selalu bekerja (Qowmun ‘Amaliyyun)
Wanita dan Pria (al Mar’atu war Rojul)
Syuro tanpa Sikap Diktator (Syuro bilaa Istibdaad)
Bersifat Internasional (‘Alamiyyah)
Dukungan dan sambutan yang beragam (at ta’biiydu muqoo balatul mutanawi’ah) [ref; Q.S.3:146]
Soliditas Internal yg kuat (Quwwatul matanati ad dakhiliyyati) [ref; Q.S.64:4,3:103)
Sistem yg benar dan realistis (Minhaaju As Sohihul waaqi’iyyu)
Kemampuan dan keahlian yg mumpuni (At thoqotu wal mahaaratul muta’amiqotu) [ref; Q.S.17:84]
Meningkatkan kemampuan berkonfrontasi (tarqiyyatu qudratin litashodumi) [ref; Q.S.8:60]
Menguatnya iklim tarbiyah (taqwiyyatul jawwit tarbawiyyi) [ref ; Q.S.22:7)
Apabila karakteristik pengokohan dakwah telah mendukung maka akan terbentuk :
Kontrol Sosial terhadap dakwah islam tersebut.
Dan pendukungnya adalah :
Kepemimpinan, Pelayanan, dan Penjagaan
Kepemimpinan dan Keanggotaan (al-Qiyadah Wal Jundiyah)
Jama’ah tidak mungkin ada tanpa adanya kepemimpinan (Qiyadah). Tidak ada artinya qiyadah tanpa adanya hak didengar dan ditaati para anggota jama’ah.
Keteraturan anggota dalam jama’ah tidak akan terwujud tanpa adanya ikatan dan komitmen yang wajib dita’ati dan dilaksanakan.
Pelayanan
Kepemimpinan (Qiyadah) yang baik adalah yang mendahulukan kepentingan anggota jama’ah yang lebih membutuhkan atau lebih mendahulukan itsar kepada saudaranya dengan tujuan Mas’ul melayani kepentingan jundinya.
Ri’ayah (Penjagaan)
Menjaga kokohnya jam’ah dakwah adalah dengan cara : Meningkatkan selalu kafa’a dan al-Isti’ab jama’ah (baik syar’I atau yg lainnya), Meningkatkan Ruhul Istijabah, Meningkatkan dan menjaga nuansa Ghirah/ hamasah terhadap amanah dakwah, Menjaga dan meningkatkan eksistensi kerja jama’ah, menguatkan dan mengefektifkan an-Nizhom (aturan)

tanasuh

Gerbong kereta dakwah telah bergerak sejak awal kehidupan di dunia. Ia adalah satu-satunya kendaraan menuju Allah. Mau tidak-mau, suka tidak-suka, Jika ingin masuk ke surga Nya kita harus ikut kereta ini. Jangan sampai tertinggal atau tidak turut serta. Karena sama saja dengan menceburkan diri kelembah kehinaan. Jangan turun (futur) sebelum sampai ke tujuan akhir. Jika anda saat ini turun, maka segeralah kembali. Kereta ini tak kan pernah menunggu lama. Dan tak pernah menunggu siapapun. Ia akan terus bergerak, tapi untuk ikut gerbong ini tidak enak, tidak mudah, penuh kesedihan, banyak fitnah, penderitaan, dan pengorbanan yang luar biasa. Jadi, bersiaplah untuk “bersakit-sakit dahulu baru bersenang kemudian” menderita demi kemuliaan dari Allah berupa Surga Nya kelak